Cerita Sex - Pembantuku Ternyata Mantan PSK bagian 2

Cerita sebelumnya Cerita Sex - Pembantuku Ternyata Mantan PSK  bagian 1

Tapi masalahnya, setiap pagi sampai sore saya hanya berdua dengan Yenny di rumah. Ibarat batu kalau terus ditetesi air akan tergerus juga. Dan karena sebelumnya sudah akrab, kami pun ngobrol santai ketika tidak ada istri di rumah. Lama-lama hasrat lama tumbuh. Apalagi belakangan Yenny sering hanya memakai celana pendek dan kaus u can see longgar kalau lagi kerja. Tapi kalau ada istriku, dia memakai baju panjang. Sepertinya dia sengaja menggodaku. PErnah aku peringatkan. Tapi hanya bertahan dua hari, kebiasaan memakai pakaian minim diulangi lagi. Malah kini dia tidak memakai pakaian dalam. Itu bisa kau pastikan karena u can see nya longgar jadi dari samping kadang-kdang terlihat buah dadanya. Putingnya juga terlihat menonjol. Trus di celananya tidak terlihat ada garus CD. Dugaanku dia tak pakai CD atau mungkin hanya pakai G string.
Tiap hari aku jadi memperhatikan Yenny. Kadang samai adik gw tegang. Kalau sudah gitu aku ke kamar untuk membuang hajat secara self service.
Suatu hari, aku lihat Yenny mengepel lantai. Aku langsung horny dan masuk kamar. Kubukan semua bajuku dan aku sibuk mengocok rudal kesayanganku membayangkan Yenny. Lagi enak-enaknya, tiba-tiba pintu kamar terbuka. opps aku lupa mengunci pintu. Yenny sudah berdiri di depan pintu. ''Ngapain pakai onani segala, wong ada sasaran nganggurm'' kata Yenny sambil tertawa genit. ''Kita kan sudah janji gak akan ada hubungan,'' kataku. Yenny menghampiriku dan mendorong tubuhku yang bugil ke tempat tidur. Dia pun langsung melucuti pakainnya sendiri. Benar dugaanku. Dia tidak memakai pakain dalam. ''Sudah kupakan janji gombal itu. Ayo puasin aku,'' kata Yenny. Dia langsung mencium bibirku. ''Yen yen katanya tobat,'' aku mencoba mengingatkan. ''Gimana mau tobat kalau tiap subuh dengar erangan kamu sama istrimu. Aku dah lama gak ngent*t tahu,'' kata Yenny.
Sambil mencium bibirku dan leherku, tangan kanan Yenny sudah mengelus rudalku. Lalu perlahan bibirnya turun ke bawah. Lidahnya memutar di perut dan terus turun sampai ke pen*s. ''Hmmm masih seperti yang dulu. Lurus tegak, berotot dan keras. Siapa yang bisa melupakan rudal kayak gini,'' kata Yenny. Dia pun mengulum perlahan, dia nikmati betul seperti anak kecil menikmati es krim. Aku sudah lupa dengan janji-janjiku untuk meninggalkan dunia perlendiran. ''Ah aku kan dulu janji gak ke PP atau lokalisasi lagi. Kalau di rumah kan gpp,'' kataku dalam hati.
Puas di BJ Yenny, ganti aku yang menjilati mekinya. ''Tahu gak yang (dia mulai memanggiku dengan sayang seperti saat di PP dulu). Aku terakhir ngent*t ya sama kamu di hotel itu,'' kata Yenny. ''Massa sih?'' kataku gak percaya. ''Demi Allah. Habis itu aku benar-benar berhenti,'' katanya. 10 menit aku jilmek Yenny kelonjotan. Aku sudah hapal betul letak G-spot Yenny. Diapun mengalami orgasme.
Pertempuran dilanjutkan dengan WOT. Pelan-pelan dia jongkok, tangan kannnya memegang kont*l ku untuk dimasukkan ke mekinya. Blessss pantatnya turun sampai kon*ol ku amblas. Lalu dia melakukan gerakannaik turun. Tangannaya kebelakang bertumpu pada pahaku. Sementara tanganku sibuk meremas tokednya. Kadang dia membungkuk. Dalam posisi WOT kami berciuman. Kalau dia capek menggenjot, gantian aku yang menggenjot dari bawah. '''Ohhhhh augghhhh enak banget Yang....aku kangen kamu,'' kata Yenny. ''Meki kamu juga enak Yen. Masih nyedot kayak vacum cleaner,'' kataku.
Posisi berbalik. Tetap WOT tapi dia membelakangiku. Ini posisi favorit Yenny. Dengan posisi ini dia selalu orgasme. Katanya pakai gaya itu bisa pas di G-spotnya. Hanya lima menit di posisi itu, Yenny sudah O. '''Ahhhhh yesss aku keluaarrrrrr,'' teriak Yenny. Dia langsung bangkit dan mengulum kont*l ku. Tak lama kau juga keluar croot-crotttt. ''Wah masih banyak, tadi pagi kan kamu main sama istrimu,'' kata Yenny.
Setengah jam istirahat, kami melanjutkan ronde kedua. Kali ini memakai gaya doggy style kesukaanku dan diakhir dengan missionary. Habis itu kami tidur berpelukan di ranjang yang selama ini menjadi medan pertempuranku dengan istri. ''Makasih ya Yang...aku puas banget,'' kata Yenny.
Setelah itu, ngeseks bersama Yenny, pembantuku menjadi rutinitas setiap hari. Tp kami tak melakukannya di kamarku lagi. Takut kualat. Kami melakukan di kamar Yenny atau di ruang TV, ruang tamu. Kamar ta tamu,  dapur, kamar mandi, atau di halaman belakang rumah di atas rumput beralas tikar. Istriku tak pernah curiga. Sebab kalau ada istriku, Yenny bersikap sangat wajar. Dia juga hormat kepada istriku. Pekerjaannya juga selalu beres. Tentu karena aku juga membantu mengepel atau membersihkan rumah. Bahkan istriku begitu sayang kepadanya. Oleh istriku Yenny juga sering diajak pergi belanja dan dibelikan pakaian. Kalau pergi keluar, Yenny juga memakai kerudung seperti istriku. Sudah tiga tahun Yenny kerja di rumahku. Semua aman-aman saja. Kehidupan seks dengan sirtiku juga tetap berjalan lancar. Sampai istriku hambil dan melahirkan anak pertama kami. Yenny yang menjaga dan merawat anakku dengan penuh kasih sayang saat Reni kerja. Tapi aku dan Yenny tak mau bersetubuh di dekat my baby. Rasanya seperti punya dua istri yang akur. Oh ya, Reni pernah ingin punya baby sitter, tapi aku tolak. Aku bilang Yenny sudah bisa menghandle semua.

TAMAT

Posting Komentar

Related Post