ML di Angkotan Umum bagian 2

Cerita sebelumnya ML di Angkotan Umum bagian 1

Angkot kini melewati kampus UNPAS dan ternyata dia ngak turun. Syukurlah, gumamku dalam hati. Ngeliat dia nggak bereaksi apa-apa, bibirnya terkatup rapat. Tubuhnya tampak tidak bergeser se-inci pun. Aku pun makin merapatkan tubuhku. Berahiku yang udah sampai ubun-ubun tak kuasa untuk menahan keinginan untuk menyentuh toketnya yang mengintip di antara ketiak dan lengannya. Aku mencoba menyusupkan jariku lebih jauh di antara celah itu. Sedikit… sedikit… sedikit.. aha!!! Akhirnya kurasakan sesuatu yang kenyal. Kutahan tanganku sebentar di posisi itu untuk melihat reaksi cewek itu. Di luar dugaanku ia melonggarkan posisi lengannya agak ke atas seolah memberi akses bagiku agar tanganku leluasa menerobos di antara ketiaknya. Kupastikan sekali lagi bahwa tanganku dalam posisi yang tak terlihat dari depan. Kugeserkan ranselku dengan tangan kanan sementara tangan kiriku menyilang ke arah dalam. Jemari kiriku sudah sepenuhnya mendarat di area bukit yang sebelah kiri. Setengah tegang dan gemetar aku mulai meremas-remas toketnya yang berukuran nggak terlalu besar namun sangat kenyal. Cewek itu membetulkan posisi duduknya serta menyibakan rambutnya agar tanganku yang sudah hinggap di toketnya tertutup ujung rambutnya yang cukup tebal. Punggungnya seperti setengah bersandar ke bahuku. Suhu tubuhku sudah sangat panas.
Aku tidak habis pikir bisa sebegini nekat. Aku benar-benar menikmatinya, terutama karena melakukannya secara sembunyi-sembunyi diantara orang banyak. Mereka tidak ada yang sadar dengan apa yang sedang kami lakukan. Sudah begitu aku tidak kenal cewek cantik ini. Benar-benar stranger. Ia diam saja saat aku semakin gencar bergerilya. Kedua kakinya yang jenjang ditutup rapat-rapat. Ia mendekap tas kulitnya erat-erat seperti sedang merasakan sesuatu yang tertahan. Sungguh seksi sekali. Aku pun menempelkan pahaku ke pahanya sambil menekan kuat-kuat ranselku ke arah juniorku yang sudah sangat tegang. Aku dapat merasakan puting susunya walaupun tersembunyi dibalik kain T-shirt serta Bra-nya. Bra-nya kayaknya tidak terlalu tebal. Dan tanpa busa pengganjal. Cewek itu mendesah “konak”.
Aktifitas ini berlangsung kira-kira 20 menit sampai kurasakan ada cairan hangat di celana dalamku. Tiba-tiba ia mendongakan kepalanya sambil berteriak, “Kiri…. kiri Bang!” Shit! Kulihat ini jalan Setiabudi. Rupanya ia sudah tiba di tujuan, Tepat di depan kampus “ENHAI”. Kuperhatikan saat ia turun. Pantatnya yang cukup montok. Begitu jelas tercetak dibungkus jins scretch. Aku melihat kulit punggungnya karena ujung kaosnya sangat ******** Fpuihhh, seksinya. Minta ampun! Aku pusing banget. Ia turun dengan agak tertatih kemudian buru-buru membayar ongkos. Meninggalkanku dalam keadaan “konak” yang tertahan. Pikiranku sangat kacau akibat spaneng. Ingin banget aku ikut turun dan mengejarnya, tapi seluruh badanku seperti terpatok di atas jok, tak mau bergerak sampai akhirnya angkot melaju kembali. Di jendela aku melihat ia berjalan hendak menyeberang. Ia menoleh singkat kearahku sambil tersenyum manis.Sesaat kuperhatikan payudaranya yang tadi selama 20 menit kuremas-remas, sampai akhirnya si tinggi seksi itu menghilang dari pandangan. Aku menggigil sambil menjerit dalam hati. Ooh gadis cantik, siapa gerangan namamu? Aku ingin ngentot sama kamu, tuntaskan hasrat yang terpotong.

Posting Komentar

Related Post